1.  Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Bisa juga dikatakan suatu proses pemikiran dan analisis yang
rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu
pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan
dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat
luas, mencakup persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan
mikro. Hal ini jelas terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia,
kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya…

2. 4 Sikap Yang Ilmiah Adalah ..

*  tidak ada perasaan yang bersifat pamrih, sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif

*  selektif, artinya mengadakan pemilihan pada setiap problema yang dihadapi, supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.

*  kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tidak dapat diubahmaupun terhadap indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.

*  merasa pasti bahwa stiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namu masih terbuka untuk dibuktikan kembali..

3. Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.

4. Fenomena teknik pada masyarakat..

  1. Rasionalitas, artinya tindaka spontan oleh teknik diuba menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
  2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak ilmiah.
  3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakn secara otomatis, demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.
  4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.
  5. Monisme, artinya semua teknik saling bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
  6. Universalisme, artinya teknik menguasai batas – batas kebudyaan da ideology, bahkan menguasai kebudayaan.
  7. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip – prinsip sendiri.

5. Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikait-kaitkan dengan nilai atua moral, hal ini berkaitan dengan kebijaksanaan seseorang dalam menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Nilai sendiri merupakan kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap suatu hal mengenai baik buruk, benar salah,patut tidak patut, mulia hina,maupun penting ataupun tidak penting.

Dalam kenyataannya orang dapat saja mengembangkan perasaannya sendiri yang mungkin saja nerbeda dengan perasaan orang lain atau sebagian besar warga masyarakat, kenyataan ini melahirkan adanya nilai individual, yakni nilai-nilai yang dianut oleh individu sebagai orang-perorang yang mingkin saja selaras dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang lain, tetapi dapat pula berbeda atau bahkan bertentangan.

Ada 2 pemikiran, yang satu menyatakan ilmu bebas dari nilai dan yang lainya menyatakan ilmu tidak bebas dari nilai. Ilmu pengatahuan pada dasarnya terdiri dari 3 komponen penyangga yaitu :

1. Ontologism atau biasa disebut ruang lingkup yang menjadi objek penelaahan. Kegiatannya adalah menafsirkan hikayat realitas yang ada, ilmu harus bebas dari nilai-nilai yang sifatnya dogmatic. Contoh Galileo menolak dogma agama tentang matahari berputar mengelilingi bumi karena pada dasarnya berdasarkan fakta yang ditemukan coperniccus ternyata bumilah yang mengelilingi matahari.

2. Komponen aksiologis yaitu azas menggunakan ilmu pengetahuan hal ini berkaitan dengan moral atau nilai pada saat proses pencarian kebaenaran dengan jujur tanpa mendahulukan kepentingan kekuatan argumentasi pribadi.

3. Komponen ontilogis, komponen ini artinya lebih lekat dengan nilai dan moral karena berhubungan dengan bagaimana ilmu harus dimanfaatkan demi kemaslahattan manusia atau digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia dengan mengutamakan martabat manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Hal-hal tersebut memperlihatkan bawha ilmu tidak bebas dari nilai.

Sedangkan kaitan ilmu dan teknologi yaitu apapun arah dan kepada siapa diterapkan teknologi bergantung dari siapa yang memilikinya atau siapa penguasa teknologi tersebut dan nilai moral yang dimilikinya.

 

6. Kemiskinan adalah kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.

7. Ciri – ciri manusia yang hidup dibawah garis kemiskinan adalah jika pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan.

 

8. Diantara kesalahan-kesalahan berfikir atau intellectual culdesac ada yang dinamakan fallacy of retrospective determinism (Jalaluddin Rakhmat,Rekayasa Sosial). Istilah ini menjelaskan kebiasaan org yang selalu menganggap berbagai persoalan sosial yg ada dari sudut historis, bahwa persoalan yang ada saat ini karena memang dari sejak zaman baheula memang ada. Determinisme selalu saja ditentukan berdasarkan masa silam daripada masa yg akan datang. Diantara contoh yg bisa diangkat adalah pelacuran, kan dari dulu pelacuran itu memang ada, kalau masih ada wanita dan laki-laki pelacuran akan tetap ada, jadi kita tdk perlu membasminya, yg perlu dilakukan adalah melokalisasikannya. Struktur berfikir ini sama dengan orang yang menganggap bahwa kemiskinan itu juga sudah ada dari zaman dahulu dan sudah tentu tidak akan bisa diberantas.

Padahal semestinya doktrinasi yang harus ada difikiran kita, bahwa tidak ada yang tidak bisa berubah, perubahanlah yang nyata2 hukum alam, termasuk struktur dan fungsi kemiskinan. Kesalahan berfikir tentang kemiskinan ini hanya menjadikan kita menjadi status quo dan kehilangan semangat utk melakukan perubahan melawan kemiskinan. Kesalahan berfikir seperti ini jugalah yang akhirnya mengantarkan kita pada sikap permisif terhadap permasalahan dan peyimpangan sosial yang terjadi saat ini.